PPID SETDA, Bontang – Pemerintah Kota Bontang kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan primer dan mengatasi masalah stunting. Melalui Pelatihan Keterampilan Dasar Kader Posyandu bagi Tenaga Kesehatan Angkatan ke-2, diharapkan para garda terdepan kesehatan masyarakat semakin mumpuni.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Auditorium 3D Wali Kota Bontang ini dibuka secara resmi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dasuki, pada Rabu, 14 Mei 2025. Pelatihan ini akan berjalan selama empat hari, hingga 17 Mei, dengan total 32 jam pelajaran.
“Pelatihan ini adalah bagian dari transformasi layanan kesehatan primer yang bertujuan mendekatkan pelayanan berkualitas kepada masyarakat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bontang, Bahtiar Mabe, dalam laporannya.
Ia menambahkan, upaya ini menunjukkan keseriusan Pemkot Bontang dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan menurunkan angka stunting.
Dasuki, dalam sambutannya, menyoroti angka stunting di Kota Bontang yang sempat mencapai 27,4%. Ia menyebut angka tersebut sebagai sebuah anomali, mengingat jumlah penduduk dan luas wilayah Bontang yang relatif tidak besar, serta dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang memadai.
“Namun, melalui program Operasi Timbang, kita berhasil menurunkan angka stunting menjadi 17,53%,” ungkap Dasuki.
Saat ini, masih terdapat 1.753 kasus stunting di Kota Bontang yang akan diklasifikasikan berdasarkan kondisi balita untuk penanganan lebih lanjut.

Pelatihan ini, lanjutnya, sangat krusial untuk meningkatkan kompetensi dasar dan keterampilan tenaga kesehatan.
“Nantinya, ilmu yang didapat akan ditransfer kepada kader-kader Posyandu di lapangan, sehingga mereka bisa memberikan pelayanan yang lebih optimal dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tegas Dasuki.
Pelatihan angkatan kedua ini diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari enam Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Dinas Kesehatan. Selain mendapatkan ilmu, pelatihan ini juga menjadi salah satu syarat bagi peserta untuk memperpanjang Surat Izin Praktik (SIP) mereka tahun ini.
Dasuki juga berpesan kepada para peserta, “Hard skills memang penting, tapi soft skills jauh lebih penting.” Ia berharap pelatihan Training of Trainers (TOT) ini dapat berdampak signifikan.
Pemerintah Kota Bontang, menurut Dasuki, telah meningkatkan insentif bagi kader Posyandu secara signifikan.
“Oleh karena itu, penting bagi para kader untuk terus mendapatkan asupan keterampilan agar kualitas pelayanan meningkat,” tambahnya.
Ia meminta pelatihan berjalan efektif tanpa pengurangan jam pelajaran, dan berharap peserta dapat mentransfer ilmunya dengan penuh tanggung jawab.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, para kepala Puskesmas se-Kota Bontang, narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Kesehatan Kota Bontang (Maulana Fahmi dan Edy Gunawan), Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Anis Kurnia), perwakilan DPRD Kota Bontang, dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bontang.
Dinas Kesehatan Kota Bontang memiliki peran strategis dalam menyukseskan berbagai program prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota periode 2025-2029. Dengan target 100 hari kerja yang akan berakhir pada Juni mendatang, Dinkes diharapkan mampu menunjukkan progres signifikan.
“Untuk mencapai target, kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain, sangat dibutuhkan,” kata Dasuki.
Ia mencontohkan keberhasilan peningkatan partisipasi Operasi Timbang dari 64% menjadi 99% berkat kerja sama intensif.
Melalui pelatihan ini, diharapkan Posyandu di Kota Bontang dapat “naik kelas” dan memberikan pelayanan primer yang semakin baik kepada seluruh warga. ***